-->
  • Haritage Project

    Pada suatu hari, kami merencanakan sebuah perjalanan dan juga pertualangan di povinsi sumatera barat, pertualangan kali ini membawa misi mengangkat budaya dan pariwisata yang belum terjamah tangan-tangan jahil di sumatera barat. #sungguh keren ternyata.
    Pertualangan ini yang telah direncanakan dengan sematang-matangnya ini akan dimulai pada tanggal 24 may 2014. Setelah semua crew berkumpul di padang. Kami terdiri dari 6 orang lelaki tanggung. Yang pertama adalah saya sendiri “offaridho”, kedua adalah seorang pujangga “baronisme”, ketiga adalah seorang yang sudah bosan jadi pegawai “nofrika Rahman”, keempat adalah seorang fotografer yang telah melanglang buana kesana kemari “ golam “, kelima adalah seorang web designer dan telah resmi bosan jadi pegawai “ yusuf “, dan yang terakhir adalah adek dari saudara nofrika Rahman “ doni “ yang juga disini sebagai ustadz kami dalam pertualangan ini.
    Bg Golam, Bg yusuf dan Bg Rika tinggal di Jakarta. Bg Golam dan Bg Yusuf menuju padang dengan melalui jalur darat, memang mereka suka dengan dunia backpackeran. Bg rika yang paling terakhir nyampe di padang menggunakan jalur udara karna memang baru dapat izin hari jumat tanggal 23 may. Dan kami pun berkumpul di sekre HMI komisariat Ekonomi pada tanggal 23 may.
    Jeng jeng jeng……. Pertualangan pun dimulai. Perjalan diawali dengan tujuan ke padang panjang, di padang panjang kami mengunjungi minang village, dan ternyata minang village yang sekrang sudah menjadi bagian kedalam area mifan padang panjang, oleh karna itu kami memutuskan untuk membatalkan niat mengunjungi minang village. Perjalanan dilanjutkan ke puncak lawing. Kami ingin menyaksikan pemandangan danau maninjau dari puncak lawing, dan Alhamdulillah kami sampe di puncak lawang dan disambut oleh hujan. Namun hujan ini merupakan pertanda baik, karna memang pemandangan akan lebih bagus setelah puncak lawang diguyur hujan. Pemandangan akan lebih bersih dan aka ada embun yang menghiasi sela-sela pohon pinus.
    Setelah puas menikmati pemandangan alam di puncak lawang, kami bergerak ke bukittinggi. Kami langsung mengarah ke jam gadang, kami ingin menyaksikan keindahan jam gadang di malam hari. Dan memang pemandangan akan lebih indah dimalam hari dibandingkan siang hari. Di pekarangan jam gadang kami bertemu dengan seorang seniman tua yang sedang memainkan “saluang”, kedua teman kami yang asli Jakarta terpukau setelah mendengarkan alunan lagu yang dikeluarkan oleh sang seniman tua tersebut.
    Tak terasa jam gadang sudah menunjukkan pukul 23. 50 dan kami pun bersiap-siap untuk menuju rumah saya di canduang desa tercinta. Kami sampe dirumah pada pukul 00.45 dan setiba di rumah kami tidak disambut siapa-siapa, papa, mama, dan adek-adek ternyata sudah tidur. Kami pun menyelnap masuk agar tidak mengganggu tidur mereka dan langsung istirahat.
    Hari ke-2 ( 25 may )  
    Udara yang dingin dan selimut yang tebal membuat kami tidur nyenyak dan akhirnya kesiangan, rencana awal mau berangkat pukul 08.00 molor menjadi pukul 10.00. pukul 10.00 kami berangkat menuju pusat kerajinan  tenun songket di pandai sikek. Sesampai di pandai sikek kami mengunjungi salah satu pusat kerajinan tenun songket “ pusako “ . songket pusako adalah pusat kerajinan tertua di pandai sikek. Usaha keluarga yang sudah turun temurun dan tetap mejaga kelesatarian budaya asli pandai sikek.
    Setelah mengunjungi songket pusako kami mendatangi salah satu pengrajin tenun songket yaitu “ tek En”, tek en adalah ibu dari teman adik dari bg rika. Tek en menenun dengan suaminya, mereka bekerja sama dalam menyelesaikan satu buah tenunan songket. Tek en menjelaskan bahwa tenun songket adalah sebuah warisan dari nenek moyang mereka dan merupakan kerajinan asli pandai sikek yang tidak boleh di ajarkan kepada orang yang bukan asli pandai sikek. Setiap warga pandai sikek dapat belajar menenun dengan otodidak dan dapat mengerjakan semua pola yang telah ada dari zaman nenek moyang mereka dulu. Apabila ada orang yang mengajarkan kerajinan tenun songket pandai sikek ini ke orang lain, maka akan mereka akan ditimpa kemalangan, boleh dikatakan bahwa ini adalah mitos yang harus dipercayai karna telah ada beberapa warga pandai sikek yang melanggar dan terus-terusan ditimpa musibah.
    Menjelang sore kami melanjutkan perjalanan ke ngarai sianok, kami ingin menyaksikan pemandangan ngarai sianok dan juga gunung merapi dan gunung singgalang yang berada pas di depannya. Namun saying setiba di ngarai sianok cuaca kabut dating dan pemandangan pun kurang jelas, kami terus bersabar menunggu hingga kabut hilang namun keberuntungan belum kami dapatkan. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke batusangkar.
    Perjalanan dari bukittinggi ke batusangkar dapat ditempuh dengan 1,5 jam perjalanan. Selama diperjalanan kami yang lelah seharian kesana kemari tertidurpulas di mobil dan untung kami memiliki sorang sopir yang tangguh yang dapat terus berkonsentrasi mengemudikan mobil ke batusangkar. Kami sampai di batusangkar kira-kira jam 10 malam. Dan kami memetuskan untuk langsung menuju rumah Bg Oki, temannya Bg rika untuk segera beristirahat, karna besok kami berencana akan ke isatana pagaruyung dan menyaksikan keindahan sunrise dari sana.
    Hari ke-3 ( 26 may )
    Semangat untuk menyaksikan keindahan sunrise dari istano pagaruyuang membangunkan kami dan langsung menuju TKP. Kami berangkat menuju instano pagaruyuang pada pukul 05.30 pagi, dan saat itu cuaca sedang berkabut sehingga sunrise kurang terlihat. Kami menunggu sekitar 2 jam, namun alam berkata lain, kabut tetap menutupi istano pagaruyuang. Dan akhirnya kami memutuskan untuk pergi mandi ke pamandian air panas padang gantiang yang berada tidak jauah dari istano pagaruyuang. Disana kami melepas penat dan sungguhnikmat rasanya setelah berendam dengan air panas.
    Setelah melepas penat kami kembali ke istano pagaruyuang, dan Alhamdulillah cuaca sudah mulai membaik. Matahari sudah mulai kelihatan, namun sayangnya sinar sunrise sudah terlewatkan. Namun keindahan istano pagaruyuang yang sangat menawan cukup memukau mata kami. Berbagai macam foto dengan metode yang berbeda kami abadikan, sampai-sampai kami terinspirasi untuk membuat foto lefitasi kami karna pemandangan yang sungguh luar biasa ini.
    Setelah puas menikmati pemandangan di pagaruyuang dan sekitarnya kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke danau singkarak dan ishoma disana. Tujuan berikutnya adalah pusaran angin, psaran angina adalah tempat di daerah ketinggian dimana disana kita dapat menyaksikan keindahal danau singkarak dan pemandangan perbukitan dan gunung-gunung yang ada di sumatera barat.
    Perjalanan ke pusaran angin memang sangat ekstrim dan tidak lazim dituju dengan mobil avanza yang biasanya dipakai untuk kendaraan santai, namun apa boleh dikata, kendaraan yang ada cuman itu dan kami terus merangkat menuju puncak pusaran angin. Diperjalanan semua teman-teman saya ketakutan dan ada yang tidur akibat takut untuk menoleh disepanjang perjalanan. Perjalanan kami tempuh selama satu jam, sesampai disana semua crew terpukau dengan keindahan alah yang disuguhkan pusaran angin. Pemandangan yang tidak biasa dan luar biasa ini didukung dengan cuaca yang cerah membuat mereka tidak mau turun dan ingin camp disana, padahal peralatan camp tidak ada sama sekali dan satu pilihan yang ada adalah tidur diatas mobil.
    Sore itu pemandangannya sungguh luar biasa, danau singkarak terlihat dengan sangat jelas dan pemandangan gunung merapi, singgalang, talang, kerinci dan talamau yang terlihat disela-sela awan sangatlah menyejukkan mata. Sebenarnya saya dating kemari adalah yang ke-2 kalinya, waktu pertama saya kesana cuaca sangat tidak bersahabat. Kabut yang menutupi pandangan membuat sedikit rasa kecewa karna telah jauh-jauh datang kesana. Tapi Alhamdulillah yang ke-2 ini sangat menyejukkan mata dan pikiran.
    Di pusaran angin 2 buah rumah yang terletak tidak terlalu jauh dari puncak pusaran angin. Disana hidup 2 keluarga sederhana yang baik hati, disanalah kami menompang ngecas semua peralatan elektronik dan menompang shalat. Saat itu kami ditawari untuk tidur disana, namun kami segan dan lebih memilih untuk tidur di atas mobil. Tidur di atas mobil sungguh tidak enak, dengan kondisi kaki tertekuk dan posisi yang tidak beraturan membuat kami sering terjaga dan malam pun terasa sangat lama. Namun saya juga heran karna saya bias tidur diatas mobil untuk waktu yang tidak sebentar dan akhirnya saya dibangunkan oleh seorang teman karna telah tiba saatnya untuk menyaksikan kedatangan sang matahari. Sungguh luar biasa pemandangannya dan terbayar sudah semua jerih payah ku selama ini.
    Setelah puas menyaksikan pemandangan kami mulai beranjak turun dan melanjutkan perjalanan ke silungkang. Tujuan ke silungkang adalah untuk melihat kerajinan tangan asli warga silungkang yaitu tenun songket silungkang. Disana kami disambut dengan baik oleh salah seorang pengelola di pusat kerajinan tenun songket silungkang. Tenun songket silungkang lebih modern daripada tenun songket panai sikek. Di silungkang telah terdapat inovasi-inovasi baik dari segi design dan juga alat yang digunakan. Tapi tetap masih menggunakan 100% tenaga manusia dalam proses pengerjaannya. Setelah puas disilungkang kami melanjutkan perjalanan ke alahan panjang dan bermalam disana.
    Alahan panjang merupakan sebuah kecamatan dengan luas wilayah yang sangat luas. Perekonomian nya digerakkan oleh sector pertanian dengan komoditi unggulan yaitu bawang merah. Alahan panjang merupakan daerah yang kaya, tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi, namun kurang diiringi dengan kualitas SDM yang baik. Saya yakin bila alahan panjang dikelola dengan lebih baik maka alahan panjang akan dapat mengalahkan kota “ batu “ di jawa timur.
    Pemandangan alam alahan panjang juga tidak kalah bagusnya dengan daerah lainnya, pemandangan perbukitan dan danau sangat memanjakan mata. Di alahan panjang terdapat puncak yang bernama puncak gumanti, dari puncak gumanti ini kita dapat menyaksikan pemandangan 5 buah danau dan pemandangan perbukitan yang sangat indah.
    Nampaknya sudah cukup panjang cerita ini dan saya cukupkan sekian,,,, dan untuk foto-foto perjalanan saya silahkan cek di IG saya " OFFARIDHO " TUNGGU CERITA PERTUALANGAN BERIKUTNYA….
    THANKS..




  • You might also like

    Tidak ada komentar: